Obyek Wisata Tanah Wuk, Menyaksikan Keindahan Lembah Hijau
------
Bicara wisata
alam, obyek wisata Tanah Wuk menjadi salah lokasi yang layak untuk dikunjungi.
Kawasan ini berupa ngarai atau sebuah lembah dalam bersisi terjal yang
terbentuk akibat erosi
aliran air sungai. Meskipun tak setenar dan sebesar Ngarai Sianok di Sumatera
Barat, namun Tanah Wuk cukup memberikan pemandangan menakjubkan yang mampu
membuat kita menarik nafas panjang.
Tanah Wuk adalah
obyek wisata alam yang terletak di lembah Tukad Penet yang indah, berjarak
hanya 2 kilometer di sebelah utara hutan kera Sangeh, Kabupaten Badung. Tak
lebih dari 10 menit perjalanan dari Sangeh, kita akan tiba di areal wisata
Tanah Wuk. Obyek wisata ini berlokasi di Banjar Gerana dan masih di wilayah
Desa Sangeh. Jika berkendaraan dari Denpasar, perjalanan menuju ke obyek wisata
ini dapat ditempuh selama 40 menit sampai 1 jam dengan jarak sekitar 30 km. Jalan
menuju lokasi sangat bagus. Hanya saja, untuk menemukan lokasinya agak sedikit
ke dalam kurang lebih 200 meter, belok ke kiri dari arah Denpasar.
Lokasinya jauh
dari jalan utama, tersembunyi di balik areal persawahan dan pepohonan. Tempat
ini merupakan tempat yang sangat tenang dan dan sangat tepat bagi mereka yang menginginkan
privasi untuk menikmati alam, tanpa disesaki banyak orang. Sejak zaman dahulu,
keindahakan alam dari Tanah Wuk sudah dikenal oleh banyak orang. Para wisatawan datang ke wisata alam ini untuk melepaskan
rasa lelah dari rutinitas kerja dan untuk rekreasi bersama keluarga.
Sangat Tenang
Di Tanah Wuk,
kita dapat menyaksikan keindahan lembah yang hijau dan memesona dengan situasi
yang sangat tenang, barisan perbukitan, sawah yang berundak, dan perkebunan
kopi milik masyarakat setempat melengkapi keindahan tersebut. Hal ini membuat
tempat wisata ini sangat tepat digunakan sebagai tempat outbound, hiking ataupun sekadar bersantai. Dari atas ngarai, kita
bisa memandang jauh ke bawah lewat beberapa spot yang disediakan. Sesekali
kawanan kera juga bisa ditemui di sini karena lokasinya yang tidak jauh dari
hutan kera di kawasan wisata Sangeh.
Penataan taman
juga nampak menjadi prioritas utama bagi pengelola obyek wisata Tanah Wuk.
Potensi menjaring pengunjung lebih banyak lagi menjadikan perbaikan fasilitas
dilakukan. Jadi, jangan kaget jika berkunjung saat ini, kondisinya sudah jauh
berbeda dengan beberapa tahun lalu yang masih terkesan semrawut. Kini, deretan
tanaman hias, rumput hijau serta bale
bengong siap memanjakan para pelancong yang datang. Jalan setapak juga
dibuat dengan apik sehingga membuat kita semakin nyaman menjelajahi tiap
jengkal areal ini. Bagi anak-anank, areal mainan anak-anak seperti ayunan juga
tersedia sehingga anak-anak pun akan sangat betah berada di sini.
Tidak hanya bisa
menikmati pemandangan dari atas ngarai, namun kita juga bisa berjalan menuruni
lembah untuk sampai di aliran Tukad Penet yang membelah ngarai tersebut.
Meskipun harus menuruni jalan terjal yang cukup licin selama kurang lebih
sepuluh menit, rasa lelah cukup terbayang ketika menemukan aliran sungai jernih
yang dihiasi batu-batu besar. Jernihnya air sungai yang masih banyak digunakan
masyarakat sekitar ini makin terasa karena belum terjamah cemaran limbah
layaknya sungai di kawasan perkotaan. Bagi mereka yang merasa memiliki kondisi
yang fit, mungkin tidak menjadi masalah, namun bagi yang tidak, siap-siap saja ngos-ngosan menuruni ratusan anak tangga
menuju ke bawah.
Kawasan ‘Tenget’
Puas menikmati
aliran sungai dan lelah menyusuri jalan terjal untuk kembali ke atas ngarai,
bersantai di bale bengong menjadi
pilihan yang sangat tepat. Apalagi kita bisa dengan mudah memesan minuman
ataupun makanan kecil dari warung ada ada di areal ini. Hamparan alam bebas
dari pandangan sejauh mampu memandang. Lambaian pohon kelapa ikut menambah
indahnya lokasi Tanah Wuk. Duduk-duduk memandang panorama ngarai ditemani kopi
hangat plus udara yang sejuk, rasanya waktu berjam-jam pun tak akan terasa
lama.
Tanah Wuk selalu
ramai di hari-hari raya di Bali seperti
Galungan, Kuningan, Nyepi dan hari libur lainnya. Namun demikian, setiap hari
juga ada saja orang melepas penat di sana .
Yang juga menarik, lokasi ini cukup terkenal sebagai lokasi bagi muda-mudi. Hal
ini sah-sah saja asalkan tidak melanggar norma dan kesopanan karena berdasarkan
kepercayaan masyarakat sekitar, areal Tanah Wuk juga dikenal sebagai kawasan tenget atau keramat sehingga para
pengunjung diharapkan mampu menjaga perilakunya. * NOE
------------
Jangan Lupa, Nasi Sela dan Sate Babi
JIKA berwisata
atau mengunjungi Tanah Wuk, mampirlah ke Sangeh yang memakan waktu sekitar 10
menit perjalanan dari areal wisata Tanah Wuk. Sebab, bagi pecinta kuliner, Anda
dapat mencoba mencicipi sate babi dan nasi sela
khas Desa Sangeh yang cukup terkenal yang terdapat tepat di samping
jalan masuk menuju obyek wisata ini.
Meskipun tanpa
papan nama, warung yang letaknya persis di tepi sawah ini begitu ramai pembeli
dan kadang harus menutup dagangannya karena sudah habis diserbu pembeli sebelum
sore hari. Suasananya sangat santai dan kental dengan nuansa guyub desa dimana
para pembeli bisa duduk santai secara lesehan di bangunan semi permanen.
Warung ini
sangat mudah dikenali dari sosok pria paruh baya yang tanpa henti mengipasi
sate diatas bara api. Meskipun disekitar area tersebut mulai bermunculan
beberapa warung serupa, warung yang menjadi pelopor ini selalu paling ramai
dikunjungi pembeli. Kita pun bisa langsung mengambil nasi sela (nasi yang dicampur ketela) yang telah disediakan dengan
dibungkus kertas minyak dan koran. Pun demikian dengan ingka dan sendok yang juga telah tersedia. Dalam satu bungkusnya,
nasi sela tersebut sudah dilengkapi
dengan sambal serai dan bawang khas Bali .
Menggoyang Lidah
Jika ingin
memesan sate, kita tinggal bilang kepada penjualnya dan tak sampai 5 menit,
seporsi sate babi sudah tersedia untuk menemani kita menyantap nasi sela. Berbeda dengan tampilan sate babi
kebanyakan, di sini sate babi disajikan dengan guyuran saus kacang, layaknya
penyajian sate ayam atau sate kambing meskipun dalam citarasa, bumbunya etrasa
lebih tajam dan pedas sehingga lebih pas dengan ledah orang Bali .
Ukuran satenya pun lebih kecil dari ukuran sate babi umumnya dan dalam
seporsinya terdiri dari 10 tusuk sate.
Soal rasa, cukup
menggoyang lidah, apalagi suasana yang begitu asri dan sejuk niscaya akan
menambah kenikmatan menikmati makanan ala pedesaan tersebut. sebungkus nasi sela pun terkadang tak cukup
mengeyangkan hingga bungkus kedua akan segera berpindah ke ingka. Sebagai lauk pelengkap, juga tersedia beragam pilihan
seperti pepes ikan, tum babi dan yang spesial, pepes belut. Selain itu kadang
juga tersedia sayur urap yang diungkus plastik kecil.
Nice blog gan,,, tanah wuk cuma kurang pengembangan aja kayanya dr ownernya.
ReplyDeletehttp://www.virgabali.com
Bingung mencari kendaraan?
ReplyDeleteBingung menyewa kendaraan dimana?
Bingung mencari harga yang pas?
Share Trans solusinya.
Share Trans merupakan jasa penyewaan mobil online yang menghubungkan calon penyewa mobil dengan Rent Car atau Owner yang menyediakan kendaraan
Kontak Info 087865097776/08990151556 atau cek di website kami www.sharetrans.id