Pasar Ikan Kedonganan, Asyiknya Berburu Sea Food
KAWASAN Kedonganan,
Badung, sangat terkenal dengan hasil lautnya. Di kawasan banyak ditemui warga
yang berprofesi sebagai nelayan dan menggantungkan hidupnya dari limpahan hasil
laut yang ada di lepas pantai. Uniknya, kebanyakan mereka merupakan para
pendatang dari Pulau Jawa yang sudah lama menetap di kawasan tersebut. Tak
heran, ratusan kapal berwarna cerah berjejer dengan rapi di kawasan Pantai
Kedonganan yang letaknya tak jauh dari kawasan Jimbaran ini.
------
Persis bersebelahan dengan
kawasan pantai, terdapatlah Pasar Ikan Kedonganan yang bisa dibilang merupakan
pasar ikan dan hasil laut terbesar di Bali.
Pasar ikan ini sangat terkenal sebagai penyuplai utama aneka hasil laut atau seafood untuk hotel-hotel dan restoran
yang berada di kawasan wisata seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua dan seputaran Kota
Denpasar.
Selain itu, karena ikan yang
disajikan masih dalam kondisi segar alias baru turun dari kapal para nelayan,
pasar ini juga menjadi tujuan para penggemar seafood lokal maupun asing untuk memburu berbagai jenis satwa laut seperti
ikan tongkol, snaper, tuna, kerang, udang, cumi-cumi, gurita, kepiting, dan
lobster. Terkadang terdapat juga hasil laut yang cukup jarang ditemui seperti
teripang dan ikan hiu.
Umumnya, Pasar Ikan Kedonganan
mulai ramai saat pagi hingga siang hari karena para pembeli ingin mendapatkan
ikan yang baru saja turun dari kapal nelayan. Para
nelayan sendiri umumnya merapat ke pantai ketika pagi hari setelah semalaman
berada di laut. Tak hanya berasal dari perairan di sekitar Kedonganan, aneka
ikan laut tangkapan nelayan juga berasal dari beberapa daerah seperti
Singaraja, Banyuwangi dan Madura kadang dari Sulawesi
juga daerah Nusa Tenggara.
Memasuki area pasar, Anda akan
disambut dengan aroma amis dan teriakan para penjual yang menawarkan hasil laut
dagangan mereka plus pemandangan khas pasar tradisional berupa barisan kios
semi permanen yang terbuat dari kayu. Ditambah, para pengunjung dan pedagang
yang hilir mudik saling berdesakan dalam lorong pasar yang relatif sempit.
Biasanya ikan yang dijual diletakkan begitu saja di atas meja, terutama jualan
‘andalan’ di masing-masing kios. Sedangkan sisanya diletakkan dalam kotak styrofoam yang penuh dengan cacahan es
batu untuk memperpanjang masa simpan hewan laut tersebut.
Dari segi harga, tentu harga yang
ditawarkan jauh lebih murah jika dibandingkan di supermarket misalnya. Namun, sebagai
pembeli kita harus pintar-pintar menawar atau istilahnya ‘merayu’ para pedagang
untuk mendapatkan harga terbaik. Selain itu, walaupun sebagian besar ikan dan
hewan laut lainnya masih segar dan baru ditangkap, ada saja pedagang yang
‘nakal’ menyelipkan ikan yang sudah agak lama. Untuk itu, kita harus cermat dalam
memilih ikan yang ditawarkan agar tak kecewa.
Harga Bervariasi
Soal harga, sangat bervariasi dan
rata-rata seperti yang telah disebut, lebih murah dari yang bisa ditemui di
supermarket. Contohnya, kita bisa mendapatkan ikan snapper dengan harga Rp
50.000 per kg, ikan kerapu Rp 30.000 per kg dan ikan jangki Rp 21.000 per kg.
Bermacam hewan laut lain pun dijual di sini. Harga untuk 1 kg cumi-cumi adalah
Rp 35.000.
Harga yang ditawarkan untuk udang
bermacam-macam, tergantung ukuran. Untuk 1 kg udang dengan ukuran sedang
dihargai Rp 75.000. Tidak lupa, lobster juga tersedia di sini, dari yang kecil
sampai yang sebesar lengan. Lobster ukuran sedang dihargai Rp 300.000 per kg.
Namun harga tersebut tidak bisa dipastikan karena tergantung keterampilan kita
untuk menawar.
Satu hal lagi juga berpengaruh
kepada harga adalah musim. Pada musim penghujan apalagi dengan tiupan angin
kencang seperti saat ini, dipastikan harga ikan dan lainnya akan melonjak karena
para nelayan tidak berani melaut atau hanya sedikit mendapat tangkapan. Pasar
ikan ini tutup pada pukul 20.00 Wita atau 21.00 Wita. Meski sudah menjelang
tutup, para pembeli masih terlihat menjelajah pasar dan penjual masih betah
menjajakan dagangannya.
---------
Pilih Ikan, Bisa Langsung Diolah…
SELAIN sebagai tempat jual beli
ikan segar, kawasan Kedonganan merupakan tempat berkumpulnya para nelayan
sehingga di sepanjang pantai. Di situ akan ditemui barisan kapal nelayan yang
sedang berlabuh atau menunggu waktu untuk kembali melaut. Pemandangan menarik
ini tentu menjadi bonus yang menyenangkan jika kita berkunjung ke Kedonganan. Apalagi
kita juga bisa menyaksikan secara langsung bagaimana keseharian para nelayan.
Terlebih, bagi yang memiliki hobi fotografi, lokasi ini juga menjadi obyek yang
sangat menarik untuk ditelusuri dan diabadikan.
Puas berbelanja aneka hasil laut
dan mengamati suasana kampung nelayan di pinggir pantai, para pengunjung juga
bisa menikmati langsung aneka olahan seafood
yang telah dibeli dan dipilih sendiri. Masih dalam kompleks Pasar Ikan
Kedonganan, terdapat warung yang memberikan jasa pengolahan hasil laut
tersebut. Metodenya tinggal dipilih, dibakar, direbus atau ditumis asam manis
misalnya. Tentu dengan bumbu dan citarasa khas Bali
yang sungguh menggugah selera. Ikan segar yang langsung diolah untuk dinikmati
sungguh tak bisa dilewatkan.
Bawa Sendiri
Konsep yang ditawarkan adalah,
warung-warung tersebut tidak menyediakan bahan utama yang akan diolah alias
kitalah yang membawa sendiri bahan yang diinginkan, setelah memilih dan membeli
di pasar ikan tentunya. Pihak warung hanya memberikan jasa pengolahan dan
ditambah pelengkap lain seperti nasi putih, sambal dan plecing kangkung sebagai
pendamping bahan utama yang kita bawa. Metode pengolahan dengan dibakar tetap
menjadi favorit dari para pengunjung.
Tak hanya ikan, aneka jenis bahan
lain seperti kerang atau udang baker juga sangat digemari. Sebelum dibakar,
ikan atau bahan lainnya dibersihkan isi perutnya dan dikerat sedemikian rupa
sebelum dijepit di antara jalinan kawat berbentuk persegi. Lalu, dioleskan bumbu
yang berwarna merah dan sedikit berminyak sebelum akhirnya dibakar diatas arang
dan serabut kelapa. Aroma nan menggiurkan pun mulai menyebar seiring dengan
asap yang mengepul pada proses pematangan. Tak sampai 15 menit, masakan pun
telah siap dan disajikan diatas ingke berlapis kertas minyak.
Selain diolah dengan dibakar,
pengolahan lain seperti direbus atau ditumis juga bisa menjadi pilihan.
Pengolahan dengan direbus merupakan pilihan bagi mereka yang ingin rasa lebih
natural dari bahan yang dipilihnya. Bahan seperti kerang, kepiting atau lobster
disebut akan mengeluarkan rasa yang lebih alami dengan proses perebusan, tentu
dengan bumbu yang lebih minimalis. Terlebih bahan yang digunakan masih fresh
sehingga cita rasanya akan jauh nikmat. Sedangkan metode tumis dengan bumbu
asam manis misalnya, merupakan metode favorit untuk mengolah cumi-cumi.
Boleh Diadu
Soal rasa, bolehlah diadu dengan
deretan cafe dan restoran elit yang menawarkan menu seafood di kawasan Pantai Jimbaran yang telah tersohor itu. Secara
umum, paket yang ditawarkan hampir sama, begitu pula dengan bumbu yang
digunakan untuk mengolesi ikan saat dibakar atau bumbu untuk menumis, beda-beda
tipis dengan ‘tetangganya’ yang jauh lebih elit.
Contohnya bumbu ikan bakarnya,
meskipun terlihat merah menyala namun tidak terlalu pedas, cenderung ke rasa
manis sehingga bisa diterima ildah siapa saja termasuk mereka yang tidak
terbiasa dengan rasa pedas menyengat pada masakan Bali.
Begitu juga dengan sambal matah dan
sambal tomat yang juga menyertai, cukup otentik dan khas olahan seafood Jimbaran atau ala Bali pada umunya namun dengan kadar pedas yang sedikit
diturunkan, untuk menyesuaikan dengan lidah yang belum terbiasa.
ada ikan hidup ?
ReplyDeleteMANTAP
ReplyDelete