Nusa Penida, Eksotis Namun Belum Tergarap Maksimal
SEBAGAI sebuah
pulau yang notabene terpisah dari daratan utama Pulau Bali, Nusa Penida bisa
dibilang cukup terasing dari hiruk pikuk dan gemerlapnya Pulau Dewata. Pulau
ini berada di arah tenggara Pulau Bali dan berdampingan dengan dua pulau kecil
lain yakni Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Luasnya sekitar 200 km2 dengan
kontur yang berbukit. Uniknya, sebagian daerah perbukitan tersebut bernuansa
hijau yang asri sementara sebagian lainnya cukup kering.
-----
Nusa
Penida mempunyai sejarah yang menarik karena merupakan tempat di mana tahanan dinasti Gelgel dari Bali
diasingkan di awal
abad ke-18 di bawah penguasaan Majapahit.
Dinasti Gelgel adalah
salah satu dari kerajaan di Bali yang pernah
berkuasa sampai ke Pulau Lombok. Sebelum Majapahit datang ke Bali, dinasti Gelgel-lah yang menaklukkan Nusa Penida dengan membunuh raja terakhir (Dalem
Nusa) di kerajaan Nusa Penida seperti yang tercantum dalam Babad Blahbatuh. Periode
kerajaan di Nusa Penida
berakhir setelah itu.
Untuk menuju ke Pulau Nusa Penida,
ada berbagai jalur yang bisa ditempuh. Pertama, bisa melalui Pantai Sanur
dengan menggunakan speed boat yang tarifnya sekitar Rp 75 ribu. Kedua,
melalui Pelabuhan Padang Bai menggunakan kapal ferry dengan ongkos
menyeberang Rp 16 ribu per orang.
Beberapa tahun belakangan, Kabupaten
Klungkung juga menyediakan kapal roro. Harga tiket untuk kapal atau jukung
sekitar Rp 30 ribu per orang dengan jarak tempuhnya sekitar dua jam Atau bila
memiliki dana lebih bisa melalui Tanjung Benoa dengan menaiki kapal pesiar yang bertarif ratusan hingga
jutaan rupiah. Harga ini termasuk paket aktivitas yang ditawarkan.
Laut dan Bukit
Nusa Penida sebenarnya memiliki
potensi wisata yang luar biasa eksotis. Pantainya cukup banyak, selain
menawarkan pemandangan nan mempesona juga begitu tenang dan bersih karena tidak
seramai pantai-pantai yang telah populer di Bali.
Pantai di kawasan Nusa Penida tersohor sebagai lokasi yang sangat baik untuk
aktivitas bawah laut.
Terumbu karang yang alami serta
air yang masih jernih sangat mendukung hal tersebut. Untuk diving dan snorkeling,
titik-titik terbaik di pulau ini yaitu Pantai Ped, Crystal Bay,
Toyapakeh, Suana Bay
dan yang paling terkenal adalah Manta
Point. Lokasi ini dinamakan Manta Point karena banyak sekali manta atau
ikan pari yang berenang bebas di perairan dangkal. Pantainya sendiri memiliki
pasir putih yang dapat digunakan untuk bersantai tanpa ada kebisingan.
Berwisata sambil menjelajah atau trekking juga menjadi pilihan yang menarik
dalam menikmati pesona alam Nusa Penida serta permukaan tanah pada sebagian
besar tidak rata, bergelombang dan
berupa bukit-bukit terjal. Salah satu lokasi yang sangat menarik dikunjungi
dalam paket trekking adalah kawasan Temeling
yang memiliki pemandian air yang sangat jernih sehingga kita bisa
berenang-renang sepuasnya setelah lelah berjalan menyusuri bukit. Di pulau ini
juga terdapat tempat penangkaran burung-burung langka seperti Jalak Bali.
Lokasi penangkaran burung langka ini terletak di daerah Ped, yaitu bernama Friends
of National Park Foundation (FNPF).
Rumput Laut
Di pulau ini juga tersedia sarana
penginapan seperti home stay dan bungalow
yang dikelola masyarakat setempat dengan harga yang relatif murah mulai dari
puluhan hingga ratusan ribu. Wisatawan yang berlibur ke pulau ini dapat berkeliling
dengan menggunakan sepeda atau menggunakan sepeda motor dengan cara menyewa
dari penduduk setempat. Harga sewa sepeda motor mulai dari Rp 80 ribu hingga Rp
120 ribu, tempat penyewaan sepeda motor banyak terdapat di daerah Toyapakeh.
Nusa Penida sebagian besar memiliki
daerah yang kering. Tanah di daerah ini memiliki kandungan kapur yang tinggi.
Karena hal ini, sebagian besar masyarakat Nusa Penida memilih mata pencaharian
sebagai petani rumput laut, sebagai nelayan dan ada juga yang memilih sebagai peternak
dan pedagang. Kalaupun berprofesi sebagai petani, tanaman yang bisa ditanam
terbatas seperti kacang, jagung dan ketela pohon. Sementara itu, kelapa juga
menjadi komoditas andalan karena tumbuh melimpah secara alami di pulau ini.
Khusus untuk rumput laut, masyarakat
Nusa Penida boleh berbangga akan komoditas yang satu ini. Sentra produksi rumput
laut di Nusa Penida dengan volume produksi pada tahun 2009 mencapai 106.188,4
ton, setara dengan 65% dari volume produksi rumput laut di Provinsi Bali yaitu
164.887 ton. Jenis rumput laut yang dikembangkan adalah Eucheuma Eccotoni dan Eucheuma
Spionosum -- termasuk spesies langka sehingga diminati oleh para konsumen
dalam negeri maupun di luar negeri.
Spiritual dan Kuliner
Bagi yang ingin mencari
pengalaman rohani terutama bagi pemeluk agama Hindu, Nusa Penida juga banyak
menjadi lokasi wisata spiritual. Terdapat beberapa pura yang cukup terkenal
antara lain Pura Dalem Ped dan Pura Goa Giri Putri. Kedua tempat sembahyang ini
pun unik, terutama di Goa Giri Putri. Siapa pun yang masuk harus melalui lubang
yang cukup satu badan untuk memasuki areal goa yang lebih luas.
Soal kuliner, Nusa Penida juga
punya sajian kuliner unik yang tidak bisa ditemui di tempat lain. Salah satunya
adalah ledok. Ledok adalah makanan yang
terbuat dari jagung, ketela, serta kacang-kacangan yang direbus, kemudian
diaduk sedemikian rupa hingga menjadi seperti bubur. Bumbunya hanya bawang putih, jeruk limau,
garam, sedikit gula, serta daun salam. Jagungnya berupa jagung kering yang ditumbuk
dahulu sebelum dimasak untuk mengurangi kulit kuningnya.
Untuk membuatnya
lebih nikmat, ledok biasanya dilengkapi
juga dengan sayuran berupa bayam rebus. Kadang
ditambahkan pula potongan ikan seperti tongkol, atau suwiran daging ayam. Terakhir,
diberi sentuhan bumbu kacang. Makanan nikmat yang sangat komplit dari segi
nutrisi ini agak jarang dijual secara bebas. Mereka baru akan membuat jika ada
pesanan.
Comments
Post a Comment