Lawar Cumi Membuat Lidah Bergoyang
SAAT melakukan perjalanan ke Bali tentu hal yang pertama kita lakukan
adalah mengunjungi tempat-tempat wisata yang memenuhi tiap sudut pulau. Tetapi,
di antara petualangan kita, yang tidak boleh dilupakan adalah masalah mengisi
perut.
--------
Untuk soal yang satu ini, tak perlu khawatir karena Bali juga memiliki
aneka ragam jenis kuliner mulai dari yang tradisional, nasional hingga modern
dan dari segala penjuru dunia siap memenuhi selera makan. Tetapi jika ingin merasakan
pengalaman tak terlupakan dalaM menjelajah Pulau Dewata, tak ada salahnya
mencoba berbagai kuliner tradisional khas yang juga merupakan salah satu
warisan budaya masyarakat Bali.
Salah satunya yang sudah kesohor adalah lawar. Lawar adalah masakan khas Bali
yang dibuat dengan mencampur sejumlah bahan yang direbus dengan dirajang
kecil-kecil serta ditambah parutan kelapa dan bumbu-bumbu. Dulu, lawar biasa
dibuat ketika ada upacara-upacara adat atau menjelang hari besar.
Kreasi dan Inovasi
Uniknya, lawar biasanya
dibuat oleh para lelaki beramai-ramai dengan para kerabat dalam sebuah talenan berukuran besar. Setelah diracik, lawar
harus segera dimakan karena akan cepat basi bila disimpan terlalu lama. Lazim
ditemui di Bali masakan lawar berbahan daging babi, ayam atau kuwir (bebek mentok). Adakalanya pula
lawar hanya berbahan sayuran alias tanpa menggunakan daging.
Namun, kreasi dan inovasi
akan masakan yang berbeda dengan yang lain terus bermunculan. Salah satunya adalah
membuat lawar dengan bahan cumi-cumi serta gurita. Masakan unik ini dapat
ditemui di Warung Cumi milik ibu Jani yang berlokasi di kawasan Jl. Kutat
Lestari, Sanur, Denpasar. Bisa dicapai ketika melalui Jalan By Pass Ngurah Rai atau melalui arah
Sidakarya.
Di warung yang tidak terlalu besar ini, disediakan lawar berbahan cumi-cumi
dan gurita. Lawar ini tersedia dalam satu paket sebagai salah satu lauk jika
kita memesan nasi campur seafood di
warung ini. Selain lawar, nasi campur ini juga dilengkapi tuna goreng, cumi
goreng, sate lilit ikan, udang goreng, abon ikan, sayur urap dan sup kepala ikan.
Nasi campur komplit tersebut bisa dinikmati dengan harga Rp 15.000 per porsi.
Bisa juga memesan nasi campur mulai dari harga Rp 10.000 tetapi jenis lauk yang
disajikan tidak selengkap nasi campur komplit.
Kuat Rasa Pedas
Bagaimana citarasa dari lawar gurita dan cumi? Rasa gurih dan tekstur yang kenyal dari hewan
bertentakel ini ternyata pas dipadupadankan dengan bahan-bahan yang umum
dipakai sebagai bahan lawar, seperti nangka muda yang direbus mirip dengan rasa
dan tekstur lawar yang berbahan kulit babi.
Apalagi dalam penyajiannya, cumi-cumi atau gurita diiris tipis mirip batang
korek api. Kesan lain yang terasa saat kita menyantap lawar ini adalah rasa
pedas yang kuat karena campuran cabai kecil segar yang dicacah tanpa digoreng
terlebih dahulu. Rasa pedas yang menyengat ini bisa sedikit dinetralisir dengan
rasa manis dari abon ikan serta segarnya sup ikan yang hadir sebagai pelengkap.
Selebihnya, menu lawar cumi ini menggunakan bumbu-bumbu khas yang biasa
digunakan dalam pembuatan lawar atau disebut base genepsehingga rasa khas masakan Bali juga begitu terasa saat
kita menyantapnya. Yang juga unik adalah penggunaan tinta cumi sebagai campuran
lawar ini sehingga penampakan lawarnya agak kehitaman. Menurut sang pedagang,
penggunaan tinta cumi ini menambah rasa gurih pada lawar. Jika tidak digunakan
akan mempengaruhi kelezatan lawar.
Menyantap lawar cumi-cumi akan menjadi pengalaman unik terutama bagi yang
baru pertama kali mencicipinya. Jika sebelumnya Anda hanya pernah menikmati
lawar yang ’biasa’ seperti lawar babi atau lawar kuwir, tak ada salahnya merasakan menu ini karena selain unik, rasa
yang ditawarkannya pun cukup untuk membuat lidah Anda bergoyang.
---------------------
Tips Mengolah Cumi-Cumi
MEMBERSIHKAN dan mengolah
cumi-cumi sebagai masakan memang susah-susah gampang serta memerlukan cara-cara
khusus. Cumi-cumi yang kecil biasanya badannya berwarna keunguan bertitik-titik
hitam, sedangkan cumi-cumi yang besar (hingga 20 cm) biasanya berwarna putih
dengan sedikit titik-titik hitam. Pilihlah cumi yang badannya kenyal dan tampak
segar. Cumi yang tampak layu dan tidak mengkilap lagi biasanya sudah hampir
membusuk. Umumnya, cumi-cumi yang dijual di pasar tradisional lebih segar
daripada yang dijual di supermarket karena telah dibekukan terlebih dahulu.
Berikut ini ada beberapa
langkah mudah untuk membersihkan cumi. Pertama, pisahkan kepala dari badan
dengan menariknya perlahan. Setelah itu, buanglah kantung tinta yang terdapat
di bawah rahang dengan pisau. Kalau tak berhati-hati, kantung tinta itu bisa
pecah tapi bagi yang suka, kantung tinta ini bisa ikut diolah, karena bisa
membuat cumi menjadi lebih gurih.
Namun bagi yang ingin
penampilan cuminya lebih menarik, kantong tinta tersebut lebih baik dibuang.
Setelah itu, cumi dicuci di bawah aliran keran hingga benar-benar bersih.
Untuk mengolah cumi, ada
langkah mudah agar bumbu cumi meresap sempurna sampai ke dalam daging, yaitu masukkan
cumi yang sudah dicuci bersih ke dalam wajan. Taburkan sedikit garam dan gula
pasir, nyalakan api kecil, dan tutup wajan. Tunggu beberapa saat, cumi akan
mengeluarkan air. Setelah airnya surut, tuangkan sedikit minyak goreng.
Bolak-balik hingga airnya betul-betul kering.
Comments
Post a Comment