Kerajinan Tempurung Kelapa
DI sejumlah kota
besar dan tempat-tempat wisata, kerajinan tangan tempurung kelapa gampang
dijumpai. Bentuknya macam-macam. Namun hampir semua kerajinan dari bahan limbah
ini dibiarkan memiliki warna seperti aslinya. Serba cokelat alami yang berkesan
eksotik. Sangat khas nuansa daerah tropis.
---------
Tempurung kelapa yang telah dikreasikan dan diberi
sentuhan-sentuhan seni berkembang menjadi benda-benda unik dan fungsional
seperti kap lampu, celengan, tempat tisu, dompet, topeng, ragam aksesori, tas,
hingga hiasan interior ruangan.
Di Bali, hasil kerajinan tempurung atau biasa juga
disebut batok kelapa ini dapat ditemui di hampir semua daerah tujuan wisata,
dijajakan di toko-toko khusus keajinan, pasar oleh-oleh hingga di kaki lima. Sementara itu sentra
pembuatan aneka macam kerajinan berbahan tempurung kelapa ini dapat ditemui di
seputaran Tampaksiring, Gianyar. Di kawasan yang juga terkenal sebagai lokasi
Istana Tampaksiring ini hampir semua warganya memiliki kemampuan untuk mengukir
atau membuat benda-benda seni lainnya.
Menurut Nyoman Sudira (46), salah satu pengrajin asal
Desa Gunung Kawi, Tampaksiring, kerajinan tempurung kelapa sudah dikerjakan sejak
lama oleh masyarakat sekitar. “Dari zaman ayah saya sudah ada yang membuat.
Saya seperti yang lainnya juga ikut-ikutan belajar dan membuat kerajinan ini,”
tuturnya. Sudira juga mengatakan bahwa pemesan kerajinan ini sepanjang waktu
selalu ada walaupun kadangkala tidak terlau banyak. “Setidaknya ada saja hasil
kerajinan yang diambil dan dipajang di art
shop sepanjang jalan di sini,” tambahnya.
Bahan
Didatangkan
Bahan baku
yang digunakan, menurut Sudira, umumnya didatangkan dari luar daerah
Tampaksiring karena di Tampaksiring tidak bisa mencukupi. Bahan baku tersebut umumnya masih berasal dari Bali
karena produksi kelapa yang cukup melimpah. Setelah isinya dikeluarkan,
tempurung kelapa tersebut dikeringkan terlebih dahulu di bawah sinar matahari.
Selanjutnya diamplas hingga permukaannya halus dan serat-seratnya lebih tampak.
“Setelah itu
baru diukir dan dilubangi menurut pola-pola tertentu. Kebanyakan pola-pola
hewan atau tumbuhan seperti yang terlihat pada kap lampu yang sedang saya buat
ini,” kata Sudira sembari memperlihatkan hasil kreasinya yang baru separuh
jadi.
Setelah selesai diukir, tempurung tersebut disapukan
pernis agar lebih mengkilap dan eksotis, namun ada juga permintaan yang ingin
warnanya alami alias tanpa sapuan pernis. Untuk motif-motif seperti tumbuhan
dan hewan sederhana, dalam sehari Sudira bisa menyelesaikan minimal 3 buah. Kerjanya
juga suda lebih mudah dengan bantuan alat-alat listrik, tidak dengan peralatan
manual lagi seperti waktu-waktu sebelumnya. “Tapi untuk motif-motif khusus
seperti pewayangan, waktu yang diperlukan bisa lebih lama hingga 1 minggu untuk
menyelesaikan 1 buah tempurung karena tingkat kesulitan dan kerumitan yang
lebih tinggi,” jelas Sudira.
Harga
Menurun
Meskipun secara permintaan dan penjualan relatif baik, namun bagi pihak
pengrajin seperti Wayan Sudira, belakangan ini harga kerajinan tempurung kelapa
ini mengalami tren penurunan. “Tak tahu juga sebabnya tapi ada yang mengatakan
karena belakangan tamu sedang sepi. Karena harga yang menurun,
keuntungan jadi tipis karena harga jual dan harga bahan baku yang hampir sama. Mudah-mudahan nanti
bisa stabil lagi,” harap Sudira.
Gan bisa minta nomer telp pengrajinnya saya mumenawarkan barang sama pengrajin. trim gan
ReplyDeleteAss. saya juga bisa minta kontaknya..??? saya ada beberapa pertanyaan apakah beliau bisa membuat pesanan barang yg diinginkan.. untuk pemenuhan kebutuhan hotel yg bahannya dari tempurung kelapa.. trims. wassalam..
ReplyDeleteMinta nomor kontak, biar bisa berkomunikasi, dan saya maun study banding dengan kelompok pengrajin di daerah, tks
ReplyDeleteBisa minta nomor kontak? saya mau memesan untuk interior. trims
ReplyDeleteditempat saya banyak limbah tempurung kelapa gak ada yg mengolahnya
ReplyDelete