Pasar Senggol Gianyar, Tak Hanya Babi Guling




 


WISATA kuliner kini sudah menjadi daya tarik lain bagi dunia pariwisata Bali. Agaknya para pelakon industri pariwisata mulai melihat besarnya potensi dari wisata yang identik dengan makanan dan minuman ini. Terlebih bagi pecinta kuliner, Bali merupakan tempat yang sangat mengasyikkan untuk berburu menu-menu pemuas lidah. Terutama, bagi mereka yang memang menggemari dan mencari masakan-masakan khas Pulau Dewata.

Telah banyak diakui, kuliner khas Bali memiliki keunikan tersendiri terkait rasa dan penampilannya serta cara pengolahannya bila dibandingkan masakan dari daerah atau negara lain apalagi bagi para wisatawan asing yang lidahnya terbiasa dengan makanan modern. Bisa dibilang, untuk merasakan rasa yang otentik tersebut harus mencari langsung ke Bali alias tak bisa ditemui di tempat lain.

Harga Rakyat
Keunikan kuliner khas Bali inilah yang menjadi jualan utama Pasar Senggol Gianyar yang berlokasi di Jl. Ngurah Rai, Gianyar. Tempat ini menjadi lokasi favorit bari para pecinta kuliner, padahal sebelumnya para pengunjung pasar senggol ini adalah masyarakat lokal seperti umumnya budaya pasar senggol yang juga bisa ditemui di beberapa daerah lain di Indonesia.

Namun kini para wisatawan domestik dan mancanegara mulai sering berseliweran di tengah pasar yang menyediakan berbagai makanan tradisional dari aneka lauk pauk sampai kue-kue jajanan pasar yang menjadi ciri khas dan hanya ada di Bali. Soal harga tentu saja dengan harga rakyat, sangat jauh berbeda dengan harga ditawarkan saat kita menikmati menu yang sama di restoran atau rumah-rumah makan.

Letaknya sangat strategis di tengah-tengah Kota Gianyar. Di pagi hari, tempat ini menjadi pasar tradisional alias Pasar Umum Gianyar yang menjual bahan-bahan mentah kebutuhan rumah tangga. Tempat ini merupakan pusat perdagangan di Kota Gianyar dengan ukuran pasarnya yang sangat luas sedangkan malam hari lokasi ini berubah menjadi pasar senggol. Pasar senggol ini beroperasi dari sore hingga menjelang dini hari.

Menu Utama
Sebagai menu utamanya tentu saja sajian babi guling yang telah begitu dikenal sebagai masakan khas Bali. Cukup banyak pedagang yang menyediakan babi guling yang dengan mudah bisa diketahui melalui pemandangan khas berupa seekor babi yang telah dipanggang dan berwarna kemerahan yang dipajang untuk menarik pembeli.

Sebagaimana umumnya, menu babi guling hadir ditemani para pendampingnya seperti tum, lawar, daging babi goreng, sate hingga kuah dan jukut ares. Pokoknya segala bentuk menu khas Bali berbahan daging babi bisa ditemui di sini. Bagi mereka yang berpantangan mengkonsumsi babi, di Pasar Senggol Gianyar ini orang dapat mencicipi serombotan yaitu urap sayur dengan campuran bumbu kelapa parut dan sayur kacang.

Lalu ada juga aneka pepes, seperti pepes lindung, pepes pindang tongkol, pepes klengis (sari minyak kelapa), pepes lele, ayam atau bebek betutu, lawar bebek, jukut ares dan juga berbagai kue tradisional seperti klepon, kolak pisang, pukis, laklak dan masih banyak lagi, semuanya ada disini termasuk juga jajanan-jajanan tempo dulu yang mungkin sudah amat jarang ditemui.

Sungguh mengundang selera bagi siapa saja yang melihatnya. Jangan lupa juga untuk mencoba ayam bakar yang disuwir-suwir plus dicampur sambal mentah yang superpedas, ditemani sayur urap, dan juga telur pindang membuat menu yang satu ini semakin nikmat. Ada juga pedagang penganan lain seperti aneka gorengan, tahu goreng sambal tomat, aneka krupuk, hingga martabak dan terang bulan.

Berbeda Citra
Satu hal yang juga patut diperhatikan dari keberadaan Pasar Senggol Gianyar adalah faktor kenyamanan dan kebersihan. Agaknya, pihak berwenang telah melakukan berbagai pembenahan dan penertiban di areal pasar mengingat semakin banyaknya wisatawan yang menjadikan lokasi tersebut sebagai tujuan untuk berwisata kuliner. Mulai dari pengaturan pedagang, penertiban kios hingga kebersihan menjadi prioritas pihak pengelola pasar.
Kini, saat memasuki areal pasar, kenyamanannya cukup baik dimana jalur untuk berjalan kaki cukup lebar, berbeda dengan citra pasar senggol pada umumnya yang sempit dan sumpek. Begitu pula dengan pengemis dan gelandangan yang kini hampir tidak terlihat lagi di areal pasar. * NOE




Comments

Popular Posts