Celuk, Desa Sentra Kerajinan Perak

DESA Celuk adalah sebuah desa dengan hasil produksi seni kerajinan yang tersohor, sehingga menjadi objek wisata sehingga identik sebagai penghasil kerajinan perak dan emas terkenal di Bali, bahkan sampai ke mancanegara. Pada era keemasannya, tiap hari mulai dari pagi hingga sore hari kawasan ini dijubeli oleh para wisatawan yang ebrburu beragam pernik berbahan perak.
--------

Celuk mulai dikenal sebagai desa pengerajin emas dan perak sejak tahun 1976. Pada saat itu obyek wisata di Bali mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara. Hasil kerajinan emas dan perak yang dihasilkan di Celuk memiliki kualitas yang tinggi dan dapat memproduksi dalam jumlah yang besar. Hampir semua penduduk setempat bekerja sebagai pengerajin perak dan bergerak dalam usaha jual perak Bali. Mereka sangat terampil dalam mengembangkan desain dan kreasi yang terkait dengan kerajinan emas dan perak.

Pada saat itu, booming pariwisata mulai terasa di Bali. Turis mancanegara pun berdatangan ke Bali. Salah satu tempat yang menjadi objek wisata tersebut, selain pantai Kuta adalah gunung Batur dan Kintamani.Turis yang akan ke Kintamani dari Denpasar pasti akan lewat Celuk. Sebab ketika itu satu-satunya jalan yang menghubungkan Denpasar dan Kintamani memang harus lewat Celuk. Beberapa turis kemudian mampir ke Celuk untuk melihat kerajinan perak tersebut dan membelinya.

Sangat Mudah
Berada dalam wilayah Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, untuk mengunjungi desa wisata ini sangat mudah dengan kendaraan bermotor karena lokasinya yang tidak jauh dari Denpasar, sebelum sampai pada kawasan Pasar Seni Sukawati. Setelah memasuki wilayah desa Celuk ini maka di sepanjang jalan itu terdapat banyak artshop yang saling berjajar. Hampir seluruhnya dari artshop tersebut yang memajang dan menjual barang-barang hasil kerajinan perak. Lokasinya sangat strategis di jalur pariwisata Batubulan – Sukawati – Ubud – Kintamani, berada dalam jaringan pengrajin seperti desa Batubulan, Batuan dan Mas. Ditempuh sekitar 30 menit atau dengan jarak 15 km Timur Laut Denpasar.

Dari situlah informasi tentang Celuk sebagai produsen kerajinan perak mulai menyebar di kalangan pariwisata Bali. Seiring dengan kemajuan pariwisata Bali, Celuk pun semakin dikenal oleh turis yang berdatangan. Hingga akhirnya semakin banyak pula perajin perak di Celuk. Warga Desa Celuk yang semula menjadikan pengrajin perak sebagai pekerjaan nomor dua alias sambilan pun kemudian beralih menjadikan pekerjaan utama. Awalnya pertanian adalah sumber pendapatan utama, namun saat ini hampir seluruh warga Celuk hidup dari kerajinan perak.
 
Produk kerajinan perak buatan Celuk ini juga beredar di beberapa pusat penjualan souvenir di Bali seperti Pasar Sukawati, Gianyar yang berjarak sekitar 3 km dari Celuk atau Pasar Kumbasari, Denpasar. Kerajinan perak ini juga dijual di beberapa kawasan wisata di Bali seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua, Ubud, dan Kintamani. Selain harganya berbeda, secara psikologis tentu akan lebih puas kalau belanja kerajinan perak di tempat pembuatannya langsung.

Daya Tarik
Salah satu daya tarik dari kawasan ini adalah para pelancong bisa datang dan berkunjung ke sini untuk melihat dari dekat para seniman berkreasi membuat perhiasan perak dengan hasil produksi bermutu tinggi. Tentunya dengan cirri khas tradisional Bali yang tidak bisa dijumpai di akwasan lain. Wisatawan juga bisa membeli langsung perhiasan-perhiasan di etalase yang dipajang langsung di workshop para seniman ataupun memesan dalam jumlah besar karena para pengrajin juga bersedia melayani pembuatan sesuai pesanan.

Pada umumnya kerajinan perak yang dipajang dan dijual di dalam rak-rak kaca untuk dipamerkan sehingga bagi siapapun terutama wisatawan yang lewat dapat melihat barang-barang kerajinan perak tersebut. Bila memasuki salah satu artshop, maka kita akan menemukan barang-barang kerajinan dari perak itu yang jenis dan bentuknya beraneka ragam, antara lain perhiasan, peralatan dapur, hiasan-hiasan, dan pajangan. Bentuk-bentuk perhiasan yang terbuat dari perak tersebut banyak macamnya, seperti cincin, gelang, anting, kalung, bros, dan leontin.

Sedangkan kerajinan yang berbentuk peralatan dapur beberapa diantaranya adalah sendok, garpu, piring, cangkir, gelas, bokor (yang dipakai umat Hindu untuk tempat banten/sesajen ketika bersembahyang), dan lain sebagainya. Untuk kerajinan perak dengan bentuk hiasan-hiasan dan pajangan, antara lain keris, kipas, miniatur dari alat-alat transportasi (delman, becak, motor, mobil, perahu, dan lain-lain).

Label Harga
Barang-barang kerajinan perak yang dijual dan dipajang di dalam rak-rak itu, pada umumnya terdapat label harga yang ditulis di kertas dan menempel pada barang-barang itu. Biasanya harga yang tertera dalam bentuk dollar, namun untuk pembeli wisatawan nusantara akan diberikan harga dengan rupiah. Pada setiap artshop, barang-barang yang dijual itu disusun berdasarkan jenisnya dan terpisah antara kerajinan berbentuk perhiasan, perlengkapan dapur, hiasan atau pajangan. Di dalam rak perhiasan, cincin diletakkan berdampingan dengan gelang, anting, kalung, liontin, dan sebagainya.

Untuk harga-harga kerajinan perak tersebut sangat bervariasi karena tergantung dari jenis, model, dan besar kecilnya barang tersebut. Harga yang bisa didapatkan paling murah sekitar Rp 30.000 sampai Rp 50.000 dan yang termahal bisa mencapai di atas Rp 10 juta, yaitu kerajinan perak berupa hiasan atau pajangan yang bentuknya lebih besar.

Berbelanja kerajinan perak di desa wisata Celuk ini ada keuntungannya yaitu walaupun barang-barang yang dijual sudah diberi label harga, setiap pembeli boleh tawar-menawar harga sehingga kadang-kadang bisa mendapatkan barang itu dengan harga separuh dari label harganya. Pemberian harga dollar pada barang-barang yang dijual tersebut sebenarnya untuk memudahkan sebagai patokan harga barang bagi wisatawan mancanegara.

Pada umumnya proses pembuatan dan pengolahan perak itu melalui 2 proses yaitu secara tradisional dan secara modern. Namun ada juga yang membuatnya dengan menggabungkan dua proses tersebut Proses pembuatannya pun cukup sederhana. Pemanasan bahan perak dan tembaga dengan api supaya tercampur merupakan tahap pertama. Bahan-bahan yang didatangkan dari Jawa dan Kalimantan dicampur lalu dipotong sesuai keperluan dan dibentuk sesuai desain. Pemberian aksesoris seperti bola-bola perak kecil, mata, ataupun batu mulia menjadi pemanis setelah bahan-bahan tersebut terbentuk. Proses tersebut kemudian beralih ke penghalusan bahan kemudian bahan itu dibersihkan dengan asam jawa yang lalu direndam dengan air garam yang mendidih. Pemolesan perhiasan tersebut menjadi tahap akhir dari proses pembuatan perak.

Comments

  1. Salam...pak nourman asli Bali ya... Saya mau jalan-jalan ke desa celuk..kira-kira apa diperbolehkan untuk merekam cara penbuatannya ya.. Dan kalau mau bertanya-tanya apakah harus dengan bahasa Bali...ada penginapan di desa celuk tidak ya...
    Terima kasih..
    Saya dari kimunitas budaya.
    Salam
    Evi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts