Goa Jepang Klungkung, Lorong-lorong Penyelamat Tentara Jepang




 
MEMASUKI bulan November yang identik dengan bulan perjuangan atau bulan kepahlawanan, tak ada salahnya untuk sejenak mengunjungi beberapa lokasi yang merupakan saksi bisu peristiwa-peristiwa bersejarah dalam masa menuju kemerdekaan Indonesia. Selain untuk berwisata atau melepas penat, mengunjungi tempat-tempat bersejarah juga bisa menjadi sarana bagi kita untuk mengenang dan memaknai nilai-nilai perjuangan para pendahulu.
-----
           
Kabupaten Klungkung ternyata juga memiliki sebuah kawasan wisata yang sarat dengan nilai historis, yakni peninggalan Goa Jepang. Goa ini merupakan salah satu sarana pertahanan yang dibuat Jepang saat menjajah Indonesia dan berada di lokasi yang sangat strategis dibuat pada dinding tebing, di pinggir jalan Denpasar-Semarapura, di atas sungai atau Tukad Bubuh.

Tepatnya, Goa Jepang ini terletak di Dusun Koripan, Desa Banjarangkan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, jaraknya sekitar 6 km dari arah barat Kota Semarapura. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Goa Jepang ini memerlukan waktu sekitar 80 menit perjalanan dari Bandara Ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor dan kira-kira 43 km jarak tempuh perjalanan dari Kota Denpasar.

Goa Jepang berada pada sebuah tebing lengkung cukup tinggi, mengikuti kontur pinggir jalan berkelok sebelah kanan arah Denpasar ke Semarapura, tepat sebelum melintas sebuah jembatan melintangi atas Sungai Tukad Bubuh. Posisi Goa Jepang Klungkung ini mirip dengan Goa Jepang Kawangkoan Minahasa, Sulawesi Utara. Letaknya sama-sama pinggir jalan dan tidak dijaga secara khusus oleh pihak pengelola. Namun, Goa Jepang Klungkung memiliki lubang lebih banyak dengan lingkungan sekitar sedikit lebih baik.


Lindungi Diri
Sebagaimana diketahui bahwa Jepang pernah menjajah Nusantara ini kurang lebih 3,5 tahun lamanya. Dalam masa kependudukannya yang seumuran jagung itu, Jepang banyak mendirikan basis pertahanannya, dan goa di Indonesia banyak dimanfaatkan oleh bala tentara Jepang untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Tak hanya di Bali dan Sulewesi Utara, goa peninggalan Jepang juga bisa ditemui di beberapa daerah lainnya seperti Bukittinggi, Sumatera Barat, Pangandaran dan Barut di Jawa Barat serta di Kaliurang, Yogjakarta.
  
Goa ini dibuat pada tahun-tahun pertama kali Jepang masuk ke Indonesia, tahun 1941-1942. Tujuan dibangunnya goa ini yakni sebagai lokasi perlindungan para tentara Jepang dalam upayanya mempertahankan diri dari serangan tentara sekutu di masa Perang Dunia II. Goa ini sama seperti Goa Jepang lainnya yang kebanyakan dibangun dengan menggunakan tenaga rakyat Indonesia yang dipekerjakan paksa oleh Jepang atau disebut juga Romusha. Dulu, selain digunakan oleh Jepang, tentara Belanda pernah juga memakai goa ini sebagai tempat tinggal mereka.

Goa Jepang Klungkung ini setidaknya memiliki 16 lubang dengan kedalamannya yang mencapai 14 meter, dan dua di antaranya tidak berhubungan satu sama lainnya, satu buah terletak di ujung selatan dan satu lagi di ujung sebelah utara, sedangkan yang lainnya dihubungkan oleh sebuah lorong memanjang arah utara menuju selatan.

Sepi Pengunjung
Meskipun sarat nilai sejarah, keberadaan Goa Jepang Klungkung ini tak seberuntung lokasi wisata lainnya di Pulau Bali. Entah karena pengelolaan yang kurang baik atau kurangnya promosi, kawasan ini relatif sepi dari pengunjung. Padahal, selain goa buatan yang menjadi jualan utamanya, kondisi alam sekitar yang cukup indah dan asri ditambah keberadaan Tukad Bubuh tak jauh dari lokasi turut mendukung kawasan ini menjadi lokasi wisata yang memadai.

Mirisnya lagi, sempat ada wacana untuk menghapus kawasan ini dari daftar kawasan wisata di Klungkung karena dianggap hanya menjadi beban terkait dengan sepinya pengunjung dan biaya pemeliharaan. Memprihatinkan memang.

Comments

Popular Posts